Bergantung pada Tuhan dalam Studi

Kemarin saya memperoleh pengalaman yang berharga dalam proses studi (dan hidup) saya. Saya mendapat kritikan yang cukup tajam dari pembimbing saat pembimbingan. Sebenarnya saya sudah menghabiskan banyak waktu untuk belajar, namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan saya (dan harapan mereka). Melalui itu, Tuhan mengingatkan saya akan 1 hal penting.

Pentingnya senantiasa bergantung pada Tuhan dalam studi saya.

education_student_news

Saya ingat 3 bulan pertama saya memulai studi Ph.D., saya benar – benar merasa bodoh dan rendah diri karena demikian banyak hal yang saya tidak tahu. Btw, saya memilih jurusan Computer Science & Engineering di UNSW, sementara S1 dan S2 saya dari Control System Engineering, ITS. Meski sama – sama CSE-nya, namun tentunya sangat berbeda bidang ilmunya :).

Namun perlahan – lahan, dengan terus berdoa dan memegang janji Tuhan, saya mulai memahami sedikit demi sedikit bidang tersebut. Membaca paper – paper mulai terasa menarik dan tidak membosankan. Saya juga bisa melihat ternyata (tanpa saya sadari), metode learning yang saya gunakan (Reinforcement Learning) sangat dekat dengan bidang Sistem Kontrol (bidang asal saya). Sampai akhirnya saya mulai bisa merumuskan hal – hal apa yang akan menjadi topik penelitian saya, dan kedua pembimbing saya memberikan apresiasi untuk itu. Meski masih belum sempurna, it’s a good start for me.

Setelah itu, saya mulai masuk ke hal – hal praktis. Membuat program yang relatif sederhana untuk memulai penelitian saya. Di sinilah kesombongan mulai masuk. Saya merasa bisa melakukannya. Saya sudah tahu alurnya secara garis besar. Ternyata saya salah.. Setelah berjam – jam menghabiskan waktu, saya masih belum mendapatkan hasil yang baik. Puncaknya ialah saat bimbingan, dimana saya terkesan tidak siap, dan pembimbing menegur saya untuk hal itu.

Malam harinya saya merenungkan kembali hal ini, dan saya merasa Tuhan mengajarkan saya 2 hal.

1. Senantiasa bergantung pada Tuhan dalam segala hal, besar dan kecil

Tidak masalah sesuatu itu besar atau kecil, saya senantiasa memerlukan Tuhan dalam menyelesaikannya. Dia yang mampu, bukan saya.

Bukankah TUHAN telah menghalau bangsa-bangsa yang besar dan kuat dari depanmu, dan akan kamu ini, seorangpun tidak ada yang tahan menghadapi kamu sampai sekarang. Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. (Yosua 23:9 – 10)

2. Saya berharga karena Tuhan mengasihi saya, bukan karena orang lain menerima saya

Saya sangat menghormati para pembimbing saya, meski demikian, saya tidak boleh menggantungkan harga diri saya pada penerimaan mereka. Karena saya manusia biasa, suatu saat akan mengecewakan mereka juga (dan sebaliknya).

Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. (Yesaya 43:4)

Setelah merenung, saya kembali belajar dan menyelesaikan tugas lain. Kali ini dengan hati yang bergantung dan pikiran yang lebih jernih karena sudah melihat masalah dengan perspektif yang benar. Dan Tuhan menolong dengan luar biasa, saya diberi ide untuk menggunakan salah 1 algoritma tertentu untuk menyelesaikan permasalahan, dan algoritma tersebut berjalan dengan sangat baik. Dalam 1 malam, hasil yang saya dapatkan melebihi kerja 2 minggu terakhir. Allah baik dan berkuasa!

Ayo tetap semangat!

5 thoughts on “Bergantung pada Tuhan dalam Studi

  1. ronny

    Berbahagialah mereka yang senantiasa konsisten bersifat seperti “Anak Kecil” terhadap Tuhan, sebab merekalah yang kelak mempunyai Kerajaan Surga.

    Reply

Leave a reply to ronny Cancel reply